Hai, pagi. Maaf untuk tadi, bertemu kamu dengan wajah kusut. Sebenarnya saya meminta perpanjangan waktu untuk tetap menempelkan kepala di bantal. Sebentar saja. Berapa menit. Baru loh ini regangnya, masih kangen saya tidur lelap. Tapi ah mama, kenapa pagi ini ceritanya keras-keras? (Baiklah saya bangun *menyeret badan*)
*sigh* Buruk sekali rasanya bangun pagi yang dipaksakan. Apa kamu juga berpikir begitu? Hah? "memang saya yang pemalas"? *grin* Iya ya, apa kabar gadis manis berseragam yang selalu datang kepagian? yang selalu datang paling tidak sebagai orang ketiga di awal pagi, atau yang sempat dikasih tugas pegang kunci kelas di sekolah paling luas yang pernah ditempatinya? Saya iri sama kamu, gadis. Kangen jadi kamu. Hey, saya rasa kamu lah yang benar-benar saya rindukan saat ini. Dan hey, sepertinya pagi cemburu, ini gilirannya tapi saya ikut menyapamu disini. hihihi. Maaf, pagi ku yang selalu cantik. :)
Ok. Kita kembali ke kamu. Pagi. Anginmu tetap sejuk ya? tadi rambut saya dibelai, rasanya mint. Dan awan floccus ternyata bersamamu hari ini. Cantik sekali. Penuh. Langit sampai mengintip-intip dari celah mereka, hendak ikut melihat saya.
Apakah pagi sengaja diciptakan begitu untuk saya? seperti selalu mengajak untuk berencana. Tidak peduli "saya sedang malas" atau "suasana hatiku buruk saat ini". Tidak bisa menolak saya. Jadi, apa yang yang akan kita lakukan hari ini? Mari sama-sama merencanakan :D
*thinking, smiling, and go*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar