Minggu, 28 Juli 2013

Kepada Hujan Sebelum Pagi Ini

Aku nyala api yang membenci dirinya
Panasku masih menyala di bumi yang tertidur
Kepada hujan sebelum pagi ini, redupkan aku.
Bekukan gejolakku yang mengeluh 
Biar habis aku dalam serbuanmu.

Sebuah catatan; gemuruh 07.03.2011

-Rahma

(dalam sebuah catatan)

Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
Kau takkan mengerti segala lukaku
karena cinta telah sembunyikan pisaunya.
Bayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhan
Kau telah menjadi racun bagi darahku
Apabila aku dalam kangen dan sepi,
itulah berarti aku adalah tungku tanpa api.

-WS. Rendra


Puisi, atau mungkin penggalan puisi karya Rendra itu entah kapan saya mencatatnya, saya lupa menulis tanggal dan sumbernya. Pun judulnya, jangan ditanya. Payah memang, untung saja saya tak lupa menulis nama penulisnya :D
Hari ini, ketika saya menemukan catatan yang sudah lama (seingatku) ini, saya pikir saya perlu menuliskan ini kembali. Mungkin saja kamu juga (akan) menyukainya, seperti saya :)

Salam,
ra.

Senin, 22 Juli 2013

Terkadang,

Terkadang, di beberapa mimpi, pelukan begitu nyata
Lalu kamu terbangun
Ya, cuma mimpi
Tapi menggelayuti pikiranmu seharian
Jangan bohong!
Kamu didapati langit sedang diam
hilang di pikiranmu sendiri
Tentang sakit, kurasa kamu bisa terbiasa
Sedang lupa bermimpi adalah mati
Pilih mana?