Di hari-hari yang engkau sibuk membelokkan pikiran, aku tahu kau tak punya cukup bekal untuk menempuh rute yang lain dari biasamu. Aku tidak lupa perihal kau menyenangi jalan-jalan, ke mana saja yang hatimu mau; tidak peduli pada jalan yang kau hafalkan atau lorong-lorong yang di ujungnya kau lantas bingung pilih kiri atau kanan. Hanya saja seperti perkiraanku, lagi-lagi kau nyasar.
Bukan kali pertama kau dibuat berputar oleh kelakuanmu sendiri. Jika kau gagal menemukan jalan keluar, kau berputar sekali lagi. Aku tahu kau pantang menyerah.
Bagimu hidup ini jalan panjang, tentu saja bosan berkali-kali menyergapmu. Kamu pernah berkisah tentang manjat pagar, melewati dinding, melompat, hingga berlari di dalam kantung kanguru. *grin* waktu itu sekilas kau tersenyum, manis. Seringkali bahkan kau tertawa, aku mengenal tawa yang sama pada seseorang. Katamu, dia pernah begitu keras melekatkan ini di dadamu; bahwa ada yang lebih bersusah payah, tak pantas kamu (banyak) mengeluh. Lalu, kau kembali tertawa, kali ini oleh ingatan "life is to HA HA", aku paham, sebab tak sekali-dua kali kau bercerita padaku.
Kini kau sibuk, menempuh malam demi malam untuk mencari yang bukan saja perkara mimpi, sebab di sana kau tak menemukan apa-apa kecuali kebingungan-kebingungan yang mengekor dari tiap perjalanan yang kau selesaikan.
Kau kini tak banyak cerita, sebab ceritamu habis kau bagi dengan angin, aku mendengar sayup-sayup. Aku tahu udara pun tak dapat banyak, sebab sebelum itu semua bebas diterbangkan angin, kau memilih melepas banyak hal untuk kau ceritakan padanya; dia yang tidak cuma jadi pendengar, tapi yang mengajarimu kuat.
Sesekali waktu mengambil banyak hal, aku menemukanmu mencoba memeluk diri sendiri, tapi lenganmu tak cukup panjang untuk itu, pun tak cukup kuat untuk berlama-lama menyanggamu kalau-kalau ia sempat memelukmu; berat badanmu bertambah.
Seperti hari ini, hujan turun lagi, deras; kau belum juga sampai di rumah. Sepertinya kau belum berhasil menemukan jalan keluar, atau mungkin rute barumu terlalu panjang.
Semoga bajumu cukup tebal, sebab hujan sepertinya masih lama. Kau perlu bertahan di jalan, dengan dingin malam yang pasti sangat ketika cuaca begini.
Segera telepon seseorang untuk menjemputmu. Sembari menunggu kau bisa berbagi cerita dengan angin sekali lagi, atau membiarkannya mengalir di hujan yang jatuh.
Aku tunggu,
Jangan sampai tak pulang, sebab tidak ada yang lebih setia memupukku dengan kisah selain kau. Walau kini kau banyak lupa.
01:31, pohon yang hidup di hatimu.