Jumat, 09 Maret 2012

Batas

Kau temukan titik bernama batas. Aku.
Pada kaki-kaki yang menapak tak ada ruang untuk bergerak banyak
Seperti peluh di lampu merah yang kepanasan
Maka bebas adalah harga mati
Batas bukan perhentian yang mengajakmu bunuh diri
Maka kau, cukup lewati aku, dan kau bebas.


Sebagai #dialogpuisi ke-18

Tidur

Pagi, jangan cepat datang
Saya mau lelap, dengan kepala di bawah bantal
Menekuk lutut dan mulai mengeluh kaki kram
Kemudian mencoba menghangatkan punggung di balik selimut

Sudah, berhenti mencoba membangunkan aku
Jangan bersusah payah
Aku mau tidur saja, menyembunyikan kepala di bawah bantal
Menekuk lutut dan mulai mengeluh kaki kram

Hey, saya bilang SAYA MAU TIDUR!
Tak bangun pagi sekali ini
Seperti berhutang, layaklah ini kusebut melunasi tidur.
Jangan sebut ini sepasang, bangun itu mengakhiri, tidurku yang belum cukup.


Sebagai #dialogpuisi ke-17

Bandara

Persinggahan,
Ada kamu lalu lalang, di jalan yang panjang dan lapang
Segera terbang dan bertemu awan
Lalu ketika kamu pulang, inilah rumah
Tempatmu berhenti sebelum udara kembali bergerak di sayap-sayapmu

Pesawat, terbanglah dan jangan lupa pulang
Kesini, ke bandara, dimana rindu menjemput di tangan yang merentang (seperti sayapmu).



Sebagai #dialogpuisi ke-16