Saya hujan besar liar,
Memenuhi parit, menggerus pinggir-pinggir tanah,
Saya hiperaktif,
Tak mau diam dalam kendi yang kau simpan di bawah seng.
Disana sepi, tidak ada apa-apa kecuali saya, memenuhi.
Kendi itu diam. Bisu. Saya tak suka.
Saya hujan besar yang liar,
Jatuh berbarengan dan tak mau mampir.
Saya akan meloncat keluar, kendi malang.Memenuhi parit, menggerus pinggir-pinggir tanah,
Saya hiperaktif,
Tak mau diam dalam kendi yang kau simpan di bawah seng.
Disana sepi, tidak ada apa-apa kecuali saya, memenuhi.
Kendi itu diam. Bisu. Saya tak suka.
Saya hujan besar yang liar,
Jatuh berbarengan dan tak mau mampir.
Saya akan keluar, main lumpur di got, lari-lari.
Nanti saya mandi di sungai,
Lalu memercik air asin di tengah terik.
Saya hujan besar, minta kembali ke langit.
Biar kemarau menghangatkanmu,
Panggil saja saya lagi, jika kau kepanasan.
Mungkin saat itu saya akan tinggal,
Dalam wujud baruku yang terkikis, hujan kecil yang penurut.
10:34:44
28/09/2011
publish :
dengan sedikit editan,
20 Oktober 2011 - Bumi Tamalanrea yang permai masih sedikit terik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar