Jumat, 14 Desember 2012

Kata Tak Hendak Turut

Hujan sedang rajin turun,
tapi kata tak hendak turut.
Seperti air yang tertangkap jendela,
kata begitu menggoda.
Di dinding kepala.
Betah di sana.
Lama meluncur ke tanah.
Demikian puisiku bermalas-malasan.
Kasihan.

2 komentar:

naya mengatakan...

lama tak berkunjung... asik sekali puisinya... :)

rahmahambali mengatakan...

aw, kak Inayaaah {}