Kamis, 26 Juli 2018

aku pulang sendirian
membawa detak detik sekarat
lampu jalan serupa bola matamu
temaram yang selalu kutuju sejak pukul 5 sore 
jalan masih ramai seperti isi kepala kita
tapi seseorang tertinggal,
ia berjalan pelan
seolah mengenali gelap
ia tak berhenti barang sejenak
ia berjalan, pelan
seperti menuju ke suatu
entah apa
barangkali sebuah keyakinan hidup di dadanya
atau ia hanya lupa jalan pulang
lalu menerka-nerka?
lalu, kenapa ia tidak henti sejenak?
lalu kenapa juga aku di sini?

Tidak ada komentar: